Banyak
jalan menuju Roma. Banyak pula cara dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-719
kota Surabaya. Bagi warga Tionghoa Surabaya yang tergabung dalam Paguyuban
Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS), cara tepat untuk memeriahkannya dengan
menggelar perlombaan Barongsai se-Indonesia.
Kepada
ChinaTown, Tjai Joe Fon, bendahara panitia acara, mengatakan bahwa maksud
dan tujuan digelar acara perlombaan Barongsai merupakan event tahunan untuk menyemarakkan
HUT kota Surabaya. “Lomba Barongsai ini sebagai bagian partisipasi warga Tionghoa
Surabaya mencintai kota Pahlawan. Lomba ini sudah kami selenggarakan keempat
kalinya” ungkapnya.
Tjai
Joe Fon menambahkan bahwa selain lomba Barongsai, kami juga menggelar beberapa
acara seperti kirab budaya, dan karaoke mandarin untuk meramaikan sekaligus
menyambut HUT Kota Surabaya.
Sementara
itu, Gundraynie, wakil ketua panitia, menjelaskan bahwa acara lomba Barongsai
selalu menarik perhatian publik di negeri ini. “Tahun ini, perlombaan barongsai
diikuti 20 tim barongsai se-Indonesia. Diantaranya dari Surabaya, Pamekasan,
Malang, Tuban, Kudus, Ujung Padang, Tarakan, Jakarta dan lainnya” jelasnya.
Gundraynie
menambahkan bahwa perlombaan barongsai yang digelar mulai 5-6 Mei di Atrium ITC
Surabaya tersebut menggunakan standar penilaian internasional. “Kami mengundang
beberapa juri tingkat internasional untuk memberikan penilaian dalam perlombaan
ini” ungkapnya.
Tjai
Joe Fon mengatakan bahwa atraksi yang dimainkan setiap tim barongsai terbilang unik
dan menegangkan. Karena mereka memang harus bermain di atas tonggak dengan
ketinggian standar international. “Jika mereka terjatuh saat atraksi, maka itu
akan mengurangi nilai,”jelasnya.
Menurut
Tjai Joe Fon, ada beberapa kriteria penilaian yang diberikan juri. Diantaranya tingkat kesulitan, keserasian, ketangkasan,
kecepatan waktu, keseimbangan hingga kesesuaian atraksi dengan alur cerita.
Gundraynie
menjelaskan bahwa setiap pemenang lomba Barongsai ini, biasanya akan dikirim
mewakili Indonesia untuk perlombaan tingkat internasional. “Lomba kali ini
merupakan tahun ke-4, tiga tahun lalu secara berturut-turut, juara Barongsai dari
Tarakan. Sehingga, Tim barongsai Tarakan seringkali mewakili Indonesia untuk
tanding ke luar negeri, seperti di Malaysia dan Tiongkok”, paparnya.
Tjai
Joe Fon berharap, agar barongsai lebih memasyarakat dan tidak hanya
memperebutkan walikota cup, tahun depan perlombaan barongsai bisa menjadi salah
satu ikon olah raga nasional. “Kepada pemerintah, kami berharap perhelatan
barongsai bisa masuk Pekan Olah Raga Nasional (PON),” tuturnya.
Salah
satu penonton lomba barongsai, Pebiniarti mengaku sangat senang dan terhibur. Karena
atraksinya menarik sekali. “Baru kali ini saya melihat pertunjukan barongsai
dengan atraksi yang dilakukan di atas tonggak setinggi kurang lebih empat
meter. Saya tidak menyesal datang dari Malang ke Surabaya untuk menyaksikan
festival barongsai ini”katanya.
Moevia,
penonton lainnya, mengatakan bahwa perlombaan Barongsai kini menjadi salah satu
daya tarik baru bagi masyarakat di Surabaya. “Kami datang sekeluarga mengajak
anak-anak ke ITC ini untuk melihat pertunjukan ini. Ternyata, lomba ini
menghibur sekali. Kami sekeluarga sangat senang. Ke depan, lomba seperti ini
perlu terus dilakukan” harapnya.
Fitriana Utami Dewi.
0 komentar:
Post a Comment