Sunday, June 24, 2012

PMTS Gelar Lomba Barongsai


Banyak jalan menuju Roma. Banyak pula cara dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-719 kota Surabaya. Bagi warga Tionghoa Surabaya yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS), cara tepat untuk memeriahkannya dengan menggelar perlombaan Barongsai se-Indonesia.
Kepada ChinaTown, Tjai Joe Fon, bendahara panitia acara, mengatakan bahwa maksud dan tujuan digelar acara perlombaan Barongsai merupakan event tahunan untuk menyemarakkan HUT kota Surabaya. “Lomba Barongsai ini sebagai bagian partisipasi warga Tionghoa Surabaya mencintai kota Pahlawan. Lomba ini sudah kami selenggarakan keempat kalinya” ungkapnya.
Tjai Joe Fon menambahkan bahwa selain lomba Barongsai, kami juga menggelar beberapa acara seperti kirab budaya, dan karaoke mandarin untuk meramaikan sekaligus menyambut HUT Kota Surabaya.
Sementara itu, Gundraynie, wakil ketua panitia, menjelaskan bahwa acara lomba Barongsai selalu menarik perhatian publik di negeri ini. “Tahun ini, perlombaan barongsai diikuti 20 tim barongsai se-Indonesia. Diantaranya dari Surabaya, Pamekasan, Malang, Tuban, Kudus, Ujung Padang, Tarakan, Jakarta dan lainnya” jelasnya.
Gundraynie menambahkan bahwa perlombaan barongsai yang digelar mulai 5-6 Mei di Atrium ITC Surabaya tersebut menggunakan standar penilaian internasional. “Kami mengundang beberapa juri tingkat internasional untuk memberikan penilaian dalam perlombaan ini” ungkapnya.
Tjai Joe Fon mengatakan bahwa atraksi yang dimainkan setiap tim barongsai terbilang unik dan menegangkan. Karena mereka memang harus bermain di atas tonggak dengan ketinggian standar international. “Jika mereka terjatuh saat atraksi, maka itu akan mengurangi nilai,”jelasnya.
Menurut Tjai Joe Fon, ada beberapa kriteria penilaian yang diberikan juri. Diantaranya  tingkat kesulitan, keserasian, ketangkasan, kecepatan waktu, keseimbangan hingga kesesuaian atraksi dengan alur cerita.
Gundraynie menjelaskan bahwa setiap pemenang lomba Barongsai ini, biasanya akan dikirim mewakili Indonesia untuk perlombaan tingkat internasional. “Lomba kali ini merupakan tahun ke-4, tiga tahun lalu secara berturut-turut, juara Barongsai dari Tarakan. Sehingga, Tim barongsai Tarakan seringkali mewakili Indonesia untuk tanding ke luar negeri, seperti di Malaysia dan Tiongkok”, paparnya.
Tjai Joe Fon berharap, agar barongsai lebih memasyarakat dan tidak hanya memperebutkan walikota cup, tahun depan perlombaan barongsai bisa menjadi salah satu ikon olah raga nasional. “Kepada pemerintah, kami berharap perhelatan barongsai bisa masuk Pekan Olah Raga Nasional (PON),” tuturnya.
Salah satu penonton lomba barongsai, Pebiniarti mengaku sangat senang dan terhibur. Karena atraksinya menarik sekali. “Baru kali ini saya melihat pertunjukan barongsai dengan atraksi yang dilakukan di atas tonggak setinggi kurang lebih empat meter. Saya tidak menyesal datang dari Malang ke Surabaya untuk menyaksikan festival barongsai ini”katanya.
Moevia, penonton lainnya, mengatakan bahwa perlombaan Barongsai kini menjadi salah satu daya tarik baru bagi masyarakat di Surabaya. “Kami datang sekeluarga mengajak anak-anak ke ITC ini untuk melihat pertunjukan ini. Ternyata, lomba ini menghibur sekali. Kami sekeluarga sangat senang. Ke depan, lomba seperti ini perlu terus dilakukan” harapnya.
Fitriana Utami Dewi.

0 komentar: