This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Thursday, January 24, 2008

Impian Zero Accident

Impian Zero Accident
OLEH: Fitriana Utami Dewi*
Bencana dan musibah silih berganti terjadi. Belakangan ini frekwensinya kian berdekatan. Dalam minggu ini terjadi dua kali bencana dan musibah, yakni bencana longsor di Manggarai, Flores, NTT disusul gempa di Sumatera Barat. Tidak lama berselang, musibah terbakarnya pesawat Garuda di Yogyakarta saat mendarat. Puluhan orang tewas, dan ratusan lainnya dilaporkan selamat.Bencana menunjukkan musibah yang diakibatkan alam. Musibah, bencana yang berunsur sebagai faktornya, manusia, dan bila terjadi, bencana maupun musibah sama-sama berbuah duka cita. Hingga kini, belum diketahui pasti penyebab terbakarnya pesawat Garuda di bandara Adisucipto Yogyakarta. Cuaca buruk? Kita ketahui, landasan di sana pendek dan bergelombang. Semua pihak, masyarakat, maskapai maupun pemerintah ingin tahu apa penyebabnya dan bagaimana duduk perkara itu.Setiap musibah dan bencana menuntut secepat mungkin penanganan para korban yang tewas, luka maupun selamat. Selanjutnya diperiksa dan diselidiki latar belakang dan penyebab, lalu dijadikan pelajaran untuk mencegah kecelakaan berikutnya. Sikap dan kemauan mengambil pengalaman dan pelajaran ikut menentukan terhindarnya kecelakaan berikut. Dalam setiap bencana dan musibah, sering disimpulkan sebagai human error. Antara lain kelalaian fatal dalam mengawasi, merawat, menaati dan melaksanakan peraturan, dalam bekerja secara tuntas dan kurang disiplin. Tampaknya sederhana, tapi itulah serunut kunci kemajuan sebuah bangsa.Bagaimana kita harus menerima, memperbaiki, dan terutama menangkap makna musibah itu? Dalam bahasa daerah (Jawa), ada ungkapan tanggap ing sasmita, tanggap akan isyarat dari "langit". Bukan dalam konteks "klenik" ungkapan itu ditangkap, tapi dalam sikap, keterbukaan dan kerendahan hati. Kepada siapa pesan itu disampaikan? Kepada semua kita, --eksekutif, legislatif dan yudikatif, elite, pimpinan partai dan para pelaku usaha swasta. Kebangkitan dan gerakan kebangkitan, juga dalam demokrasi memerlukan kepemimpinan, --kepemimpinan pemerintah dan kepemimpinan masyarakat. Jika saat musibah dan bencana masih mampu menghadapkan hati ke atas, berarti setiap kita masih miliki rasa menepuk dada sebagai isyarat lalai, dan terutama kehendak untuk bangkit bersama.***Wiman Wibisana dalam sebuah artikelnya menulis, industri penerbangan di negeri ini tidak ubahnya dengan industri pencetak maut. Belum reda tangis keluarga korban Adam Air Flight KI 574, giliran pesawat Garuda Indonesia, yang notabene flag carrier yang standar perawatan termasuk yang terbaik di Indonesia, ikut celaka. Sebegitu suramkah dunia dirgantara Indonesia atau memang segalanya adalah takdir yang tak bisa ditolak?Bila ditilik secara logis, sebenarnya penerbangan adalah dunia yang penuh perhitungan. Segala sesuatunya sudah diperhitungkan secara cermat, efisien dan seaman-amannya. Namun, sepertinya itu semua tidak berlaku di sini. Banyak faktor yang mempengaruhi sering terjadinya kecelakaan. Setidaknya, maintenance yang buruk, skill airman atau awak udara yang kurang, dan maraknya low cost carrier.Dunia penerbangan bukanlah dunia yang asal-asalan. Kecakapan dalam bidang spesialisasi adalah sesuatu yang mutlak. Seorang teknisi yang lupa memasang satu baut saja sebenarnya sudah merendahkan derajat dirinya sebagai airman dan menyumbang saham ketidakamanan penerbangan. Selain itu, pelanggaran terhadap prosedur adalah pelanggaran hukum yang serius. Pesawat adalah modal transportasi yang tidak bisa dipelihara tanpa aturan. Ada aturan A Check, B Check dan juga C Check, bahkan overhaul. Jika mematuhi aturan maintenance, sebenarnya kecelakaan pesawat yang disebabkan buruknya maintenance bisa dibilang hanya faktor takdir. Sebab, maintenance pesawat adalah hal paling utama dalam menentukan kelaikan terbang pesawat. Ibaratnya, maintenance adalah dewa penentu laik atau tidaknya pesawat terbang.Apakah para teknisi yang berperan dalam maintenance sudah cukup jujur? Apakah mereka berani berkata, pesawat ini tidak layak terbang? Kadang faktor kejujuran tereduksi hanya karena tuntutan perusahaan yang menghidupi mereka. Sering para teknisi terpaksa untuk membenar-salahkan kebenaran dan menyalah-benarkan kesalahan. Mereka dipaksa menyatakan pesawat laik terbang, sekalipun sebenarnya tidak.Zero accident (usaha meminimalisasi insiden) yang bisa mengakibatkan aksiden sering dikampanyekan dalam dunia penerbangan merupakan impian bagi semua penumpang. Usaha itu dimulai dari maintenance yang baik, iklim kerja yang kondusif dan kemampuan awak. TNI-AU pada era kepemimpinan Marsekal Chappy Hakim pernah kampanyekan zero accident secara besar-besaran. Hasilnya, angka kecelakaan di lingkungan TNI-AU kala itu menurun. Hanya, mampukah zero accident diterapkan dalam penerbangan sipil?Masih perlu kesadaran semua pihak untuk menyukseskan program ini. Setidaknya pemerintah selaku regulator perlu membuat kebijakan guna menerapkan zero accident. Sebab, ketidaktegasan pemerintah selama ini dalam mengambil kebijakan mengakibatkan ketidakadilan di dunia penerbangan. Seorang pilot maskapai swasta pernah berujar, "Keputusan apapun yang dikeluarkan, ‘kan itu cuma berlaku buat Garuda dan Merpati". Tentu ini adalah joke yang sangat menohok. Memang, parameter kita selalu ada pada maskapai pelat merah semacam Garuda dan Merpati. Tapi ketika mereka juga ternyata bermasalah, ke mana lagi kita berkaca?Singapore Airlines, maskapai flag carrier negeri tetangga, terakhir mengalami kecelakaan pada tahun 2000. Itu tercatat sebagai kecelakaan pertama bagi launch customer Airbus A-380 hingga kini. Sangat kontras dengan negeri ini yang kecelakaan pesawat hanya berselang mingguan, bulanan atau semesteran. Seolah setiap bulan memang "wajib" ada kecelakaan pesawat? Jika tisak ada perubahan dalam dunia penerbangan, zero accident sepertinya hanya jadi cita-cita besar dalam dunia penerbangan Indonesia.
*) Pemerhati masalah sosial, tinggal di Surabaya.