Sunday, June 24, 2012

Perhimpunan INTI Gelar Lomba "Kartini"


Siapa tak kenal Kartini? Jawabnya, tentu, hampir semua rakyat Indonesia mengenal sosok dan kiprahnya. Melalui lirik lagu “Kartini”, sosok Kartini menjadi ikon “Putri sejati, Putri Indonesia, Pendekar bangsa, Pendekar kaumnya Untuk merdeka”.
Oleh karena itu, di setiap 21 April semua elemen masyarakat di negeri ini selalu memperingati Hari Kartini. Warga Tionghoa sebagai bagian rakyat Indonesia, tak mau ketinggalan turut ambil bagian dalam merayakannya. Salah satunya peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Cabang Madiun, belum lama ini.
Ketua Perhimpunan INTI Madiun, Wahju Widajat, mengatakan bahwa pada tahun ini, Perhimpunan INTI Cabang Madiun bekerjasama dengan Sekolah Nasional Tiga Bahasa Mitra Harapan Madiun turut memperingati Hari Kartini dengan tema: "Semangat Kartini Dalam Keanekaragaman Budaya Indonesia".
Kepada China Town, Wahju menjelaskan bahwa maksud dan tujuan digelarnya acara tersebut untuk mengajak generasi muda agar tidak melupakan sejarah perjuangan Kartini. Terutama, perjuangan perempuan untuk kemerdekaan dan pentingnya emansipasi wanita serta memperjuangkan hak-hak perempuan di tengah-tengah keragaman budaya Indonesia.
“Pada tahun ini, acara peringatan Hari Kartini, kami kemas dalam beragam kegiatan dan lomba yang diperuntukan anak sekolah playgroup, TK (Taman Kanak-Kanak) sekolah dasar dan masyarakat umum” ungkapnya.
Harapannya, ungkap Wahju, sejak usia dini, generasi bangsa sudah terbiasa berani tampil, bersemangat untuk maju, berani menunjukkan eksistensi dan bakatnya di berbagai bidang dan selalu mengukir prestasi yang membanggakan.
“Selain itu, juga para generasi muda Indonesia, sudah mengenal, dan bisa menghormati jasa para pahlawan dengan cara meneladani semangat para pahlawan Indonesia. Sehingga, semangat persatuan dan kesatuan bangsa dalam keanekaragaman budaya dapat dimiliki,” imbuhnya.
Sementara itu, Hendro Gunawan, Ketua panitia acara, mengatakan, lomba dihelat mulai 21-22 April, diikuti 618 peserta, dari berbagai daerah, seperti  Yogyakarta, Tangerang, Manado dan Madiun, bertempat di Sekolah Tiga Bahasa Mitra Harapan dan Hall Hotel Merdeka Madiun, dengan berbagai macam kategori lomba, yaitu lomba menyanyi, busana kartini-kartono cilik, telling story dengan menggunkan tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Mandarin, lomba mewarnai dan foto, untuk anak usia 4-12 tahun. Sedangkan, lomba melukis diikuti oleh anak usia 10-12 tahun.
“Setiap anak yang mengikuti lomba wajib membayar uang pendaftaran mulai 35 ribu sampai 65 ribu bergantung jenis lomba yang diikuti. Untuk pemenang, mendapatkan trophy, piagam dan total uang pembinaan sebesar Rp. 14 juta lebih. Panitia juga menyediakan doorprize, seperti TV, DVD, dan MP3”, katanya.
Kategori juara yang diperebutkan untuk masing-masing kategori lomba, terdiri dari juara 1-3, harapan 1-3, yang dibagi dalam tiga kategori tingkat pendidikan, yaitu tingkat playgroup-Taman Kanak-Kanak, tingkat kelas 1-3 sekolah dasar dan tingkat kelas 4-6 sekolah dasar. Sehingga ada 132 trophy dan piagam yang disediakan panitia. Sedangkan, setiap pemenang rata-rata mendapat uang binaan sebesar Rp. 200-350rb.
Juri lomba terdiri dari para praktisi dan akademisi yang kompeten di bidangnya, salah satunya untuk lomba telling story bahasa mandarin, juri dari dosen Universitas Widya Kartika dari Tiongkok, Badan Koordinasi Bahasa Mandarin Jawa Timur, untuk telling story bahasa Inggris, panitia bekerjasama dengan lembaga bahasa inggris EF, sedangkan lomba menyanyi juri dari group kemuning Surabaya.
Hadir dalam acara perwakilan dari dinas pendidikan, kepemudaan dan olah raga Madiun, pendiri Yayasan Mitra Harapan, ketua Inti Jatim, dan pengurus, ketua Inti Cabang Nganjuk, Jombang dan Surabaya. Fitriana Utami Dewi

0 komentar: